JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap negara dapat menjadi payung dari agama, meskipun Indonesia bukan negara agama. "Setiap agama hendaknya mendapatkan perlindungan dan negara cukup memiliki kemampuan untuk menyerap nilai-nilai keagamaan ke dalam setiap peraturan perundangannya," tutur Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi, di Jakarta akhir pekan lalu. Menurut Hasyim, terserapnya nilai-nilai keagamaan di dalam peraturan perundang-undangan adalah salah satu inti pesan dari Kittah NU. If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.
"Makna Khittah NU sebetulnya adalah agar warga NU dapat bergerak di semua bidang, bukan hanya di wilayah politik," imbuh dia. Hanya, menurut Hasyim, sebagian orang salah memahami hal ini, sehingga khittah hanya identik dengan kepentingan politik. Dikatakannya, banyak warga NU yang terpukau dengan permainan-permainan orang luar, sehingga seringkali orang-orang luar lebih suka berbicara khittah NU daripada orang-orang NU sendiri. "Padahal Khittah bukan hanya masalah partai yang hanya berujung pada persoalan kedudukan. Tetapi yang lebih penting dari makna Khittah NU adalah, agar ruh agama menjiwai setiap gerak nasional," papar kiai Hasyim. osa/irf
"Makna Khittah NU sebetulnya adalah agar warga NU dapat bergerak di semua bidang, bukan hanya di wilayah politik," imbuh dia. Hanya, menurut Hasyim, sebagian orang salah memahami hal ini, sehingga khittah hanya identik dengan kepentingan politik. Dikatakannya, banyak warga NU yang terpukau dengan permainan-permainan orang luar, sehingga seringkali orang-orang luar lebih suka berbicara khittah NU daripada orang-orang NU sendiri. "Padahal Khittah bukan hanya masalah partai yang hanya berujung pada persoalan kedudukan. Tetapi yang lebih penting dari makna Khittah NU adalah, agar ruh agama menjiwai setiap gerak nasional," papar kiai Hasyim. osa/irf
No comments:
Post a Comment