Monday, November 30, 2009

Pemuka Agama Dunia Kecam Larangan Menara Mesjid di Swiss

Imagine the next time you join a discussion about tech. When you start sharing the fascinating tech facts below, your friends will be absolutely amazed.
Para pemuka agama di seluruh dunia mengecam referendum di Swiss yang melarang membangun menara-menara mesjid. Para pemuka agama dari Indonesia, Mesir, Swiss dan juga pemimpin Vatikan mengecam pemungutan suara tersebut yang dianggap sebagai tamparan pada kebebasan beragama.

Menteri Luar Negeri Perancis Bernard Kouchner menyatakan kaget dengan larangan yang menurutnya, memperlihatkan "perasaan tidak toleransi" dan harus diubah.

Lebih dari 57,5% suara dan 22 dari 26 propinsi mendukung larangan pembangunan menara mesjid itu dalam referendum hari Minggu. Usul itu diajukan oleh Partai Rakyat Swiss, SVP, yang merupakan partai terbesar di parlemen, dan menyatakan menara mesjid ini merupakan tanda Islamisasi.

Vatikan juga mendukung pernyataan Uskup Swiss yang mengkritik hasil referendum itu karena memperumit "masalah hidup berdampingan antar agama dan budaya". Imam Besar Mesir Ali Gomaa menggambarkan larangan itu sebagai penghinaan terhadap perasaan komunitas Muslim di Swiss dan negara lain.

Hasil referendum hari Minggu itu menyebabkan para pemimpin sekular Eropa kecewa. "Saya agak terkejut dengan keputusan itu," ujar Kouchner seperti dikutip radio RTL Perancis. "Ini perilaku tak toleran dan saya membenci perilaku itu. Saya berharap Swiss segera mengubah keputusan itu dengan segera."

Pemerintah Swiss sebelumnya menentang larangan itu dengan menyatakan langkah itu akan membuat jelek citra Swiss terutama di dunia Islam.

Most of this information comes straight from the tech pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.

Hasil referendum ini adalah kabar buruk bagi pemerintah Swiss yang khawatir akan terjadi kerusuhan di komunitas Muslim negara itu. Warga Swiss memang prihatin dengan peningkatan jumlah imigrasi - dan juga kebangkitan Islam - dan mereka tidak mengindahkan permintaan pemerintah.

Pemerintah Swiss mengatakan menerima hasil referendum dan tidak akan lagi mengeluarkan ijin pembangunan menara mesjid baru.

Menteri Kehakiman Eveline Widmer-Schlumpf mengatakan: "Kekhawatiran [atas fundamentalisme Islam] harus didengar dengan serius. "Akan tetapi, larangan pembangunan larangan menara mesjid bukan cara melawan kecenderungan ekstrimisme."

Dia kemudian meyakinkan komunitas Muslim Swiss dengan mengatakan keputusan itu "bukan penolakan atas komunitas, agama atau budaya Muslim".

Di Swiss terdapat sekitar 400.000 umat Islam dan hanya terdapat empat menara mesjid. Setelah Kristen, Islam adalah agama yang paling banyak dianut di Swiss namun tetap tersembunyi secara relatif. Tidak ada tempat sembahyang resmi di negara itu dan permintaan pembangunan menara mesjid baru hampir selalu ditolak.

Pendukung larangan itu menyatakan dengan mengijinkan menara mesjid merupakan wakil pertumbuhan satu ideologi dan sistem hukum - Shariah Islam - yang tidak sejalan dengan demokrasi di Swiss.
Namun kubu lain mengatakan kampanye referendum itu menciptakan kebencian. Pada hari Kamis (26/11) mesjid di Jenewa dirusak untuk ketiga kali selama masa kampanye.

Amnesty International mengatakan referendum itu melanggar kebebasan beragama dan kemungkinan besar akan ditolak oleh Mahkamah Agung Swiss atau Pengadilan Ham Eropa.

Presiden Asosiasi Organisasi Muslim Zurich, Tamir Hadjipolu, mengatakan pada BBC: "Ini akan menyebabkan masalah besar karena selama kampanye mesjid-mesjid diserang, dan itu tidak pernah terjadi dalam 40 tahun di Swiss. "Perasaan benci akan Islam memang meningkat pesat," ujarnya. bbc/kpo

Knowing enough about tech to make solid, informed choices cuts down on the fear factor. If you apply what you've just learned about tech, you should have nothing to worry about.

No comments:

Post a Comment