Thursday, December 3, 2009

Kurban Gerakkan Perekonomian Masyarakat

If you're seriously interested in knowing about tech, you need to think beyond the basics. This informative article takes a closer look at things you need to know about tech.
JAKARTA--Rupanya Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban bukanlah hanya perayaan ibadah biasa. Hari Raya Kurban mempunyai dampak yang sangat positif. Pasalnya kurban mampu menggerakkan perekonomian masyarakat.

Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), KH Didin Hafidhuddin, mengatakan, sebenarnya kurban itu sangat bermanfaatan untuk mendorong pergerakan ekonomi rakyat. Sebagai contoh, Baznas mendapatkan dana kurban sapi sebanyak Rp 6 miliar yang setara dengan 600 ekor sapi dan dana sebanyak Rp 30 miliar untuk membeli sekitar 20 ribu ekor kambing lebih. œDari dana kurban tersebut kami membelikan kambing maupun sapi yang dikelola oleh para mustahik di peternakan Cimande, Bogor yang melakukan kerja sama dengan Baznas. Kami membeli kambing mereka dengan keuntungan sekitar Rp 150 ribu per ekor. Hal ini tentu saja memberikan dorongan bagi para mustahik untuk berternak kambing maupun sapi setiap tahun mengingat keuntungan yang akan mereka dapatkan setiap datangnya Idul Adha, katanya di Jakarta, Kamis, ( 3/12).

Melihat dampak perekonomian yang terjadi setiap datangnya Idul Adha, ujar Didin, seharusnya para peternak berternak secara berkelompok. Sebab hal itu lebih menekan biaya produksi dari pada dilakukan sendiri-sendiri. œSelain itu, lembaga perbankan syariah sudah seharusnya melakukan kerja sama dengan para peternak mengingat mereka sering kekurangan modal. Padahal peternakan itu mempunyai potensi ekonomi yang bagus. Sebab setiap tahun pasti masyarakat merayakan Idul Adha maupun Idul Fitri yang membutuhkan banyak daging,ujarnya.

So far, we've uncovered some interesting facts about tech. You may decide that the following information is even more interesting.

Selain itu, kata Didin, seharusnya pemerintah mendorong lahirnya peternakan daerah. Sebab selama ini untuk mendapatkan sapi yang baik masyarakat masih mencari sapi dari NTB dan NTT. Padahal jarak antara Jakarta dan NTT begitu jauh sehingga harga sapi semakin mahal karena ongkos perjalanan. œJika peternakan lokal diberdayakan dan harga sapi bisa ditekan, maka akan semakin meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berkurban, katanya.

Lebih lanjut, Didin menyatakan, dirinya merasa prihatin dengan semangat meminta yang tinggi dari masayarat. œSaya mendengar sejumlah orang yang berkecukupan tetapi masih sering mengantri untuk mendapatkan daging kurban. Bahkan ada yang menjual daging kurban yang mereka dapatkan. Hal ini merupakan perbuatan yang tidak baik. Sebab akan mengurangi hak-hak fakir miskin yang seharusnya mendapatkan daging kurban. Semangat meminta itu tidak baik untuk pembangunan bangsa dan harus diubah menjadi semangat memberi sesuai semangat Hari Raya Idul Adha, katanya.

Di tempat terpisah, Marketing Support Division Head Rumah Zakat Indonesia, Muhammad Trieha, mengatakan, pihaknya mampu mengumpulkan kurban dengan dana sekitar Rp 16 miliar untuk membeli sapi sebanyak 304 ekor dan kambing sebanyak 8.399 ekor. œKami sudah melakukan kerja sama dengan para petani lokal pada awal tahun untuk membeli ternak mereka saat menjelang Idul Adha. Kebanyakan petani suplier sapi dan kambing tersebut dari Pasuruan dan Probolinggo, tidak ada ternak dari impor karena kami berusaha memberdayakan petani lokal, katanya.

Selanjutnya, ujar Trieha, Rumah Zakat juga memperkerjakan 200 pegawai dari penduduk sekitar tempat penyembelihan untuk menyembelih dan melepaskan daging dari tulang untuk dikornetkan dengan gaji yang sesuai. Hal ini tentu saja memberikan tambahan profits bagi penduduk setempat. œSelain itu, dengan mengkornetkan daging kurban, Rumah Zakat melakukan kerja sama dengan pabrik kornet dan tentu saja ini merupakan kegiatan ekonomi yang menguntungkan bagi pabrik kornet tersebut. Oleh karena itu, kurban memang harus terus ditingkatkan sebab selain membantu fakir miskin juga bermanfaat bagi pembangunan ekonomi petani, ujarnya.

Setiap satu ekor sapi, lanjut Trieha, menghasilkan sekitar 350 hingga 400 kaleng kornet. Sedangkan setiap satu ekor kambing menghasilkan 30 hingga 40 kaleng kornet. œKami hanya mengkornetkan daging murni saja. Sedangkan sisanya seperti bagian kepala, kaki, maupun jerohan dibagikan kepada masyarakat sekitar tempat penyembelihan pada hari H. Daging kornet lalu dibagi-bagikan kepada seluruh fakir miskin dari Banda Aceh hingga Jayapura per bulannya melalui perwakilan Rumah Zakat Indonesia yang tersebar di pelosok nusantara, katanya. dya/taq

Now you can understand why there's a growing interest in tech. When people start looking for more information about tech, you'll be in a position to meet their needs.

No comments:

Post a Comment